gold krisan

sayapku yang dulu hendak rapuh, karena beberapa pias senja. tetapi kini, kembali tersadar, aku akan berbinar, tapi tentu tak kan gemerlap, bila kau tak bersama ku. sekarang. terimakasih untu kau yang kini mengisi babak baruku. terimakasih untuk semua.....

Jumat, 14 Oktober 2011

terimakasih untuk seorang kawanku.....

Tak ada kata indah saat pertama kali sudut mataku menangkap gerak-geriknya. Biasa saja…. Tak ada yang istimewa.
Aku mengetahui desas-desus kawanku, bahwa ia adalah laki-laki menyenangkan, supel, loyal, dan gentle. Tetapi, karena aku belum sempat berkenalan lebih jauh, jadi desas-desus itu ku anggap sebagai angin lalu saja.
     Tetapi, sama sekali tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Kini, dengan mudahnya aku saling tatap, mampu bertukar pikiran, menyapa, atau sekedar melontarkan lelucon garing. Kapan pun, dan dimana pun.
     Sangat menyenangkan ternyata. Saat ini, baru aku mampu menilai dirinya. Yaa…aku sepaham dengan kawan-kawan ku. Ia pria yang sangat amat mampu menciptakan suasana jauh terasa indah.
Saat bersamanya, aku mampu menjadi diri sendiri, sama sekali tak ada satu pun yang aku tutupi. Bercerita masalah apapun itu. Walupun privasi pribadi sekalipun. Layaknya diary yang mampu berbicara. Aku menikmati masa ini.
     Serasa ingin mengenalnya jauh sebelumnya. Sepertinya sangat singkat waktu kami. Waktu ku memiliki sahabat laki-laki yang mampu menjernihkan suasana hati yang terlanjur keruh.
     Menjadi salah satu bingkai, memilih warna cerah dalam hari-hari ku, menciptakan alur cerita yang tak terbayangkan.
     Rasa nyaman yang kini ia timbulkan, membuatku tak jenuh berada disampingnya berlama-lama. Bercerita, tertawa, terkadang berbagi tangis. Apa pun itu, semua dapat kami rangkum menjadi pembicaraan ringan.
     Walaupun, terkadang ia membuat geram. Tetapi, perlahan geram itu akan kembali luruh menjadi tawa.
     Tapi, aku tak mampu memastikan.
Apakah aku kini mulai jatuh hati padanya , atau hanya merasa ketertarikan belaka.
Aku tak mampu berkomentar lebih jauh lagi.
Sudah cukup bahagia. Sudah cukup bersyukur.
Mampu mengenalnya. Sesosok kawan pria yang mendatangkan sinar mentari yang jauh lebih cerah.
Mampu berbagi dengannya.
Terimakasih untukmu. Bersedia menjadi sumber inspirasiku kini. Menggoreskan tinta emas dalam salah satu babak kehidupanku.
“ terkadang aku terpaksa melupakan bayangmu, meski kadang kau lukai hatiku, meski aku harus berdusta nurani. Terkadang aku tersenyum, teringat akan ulahmu. Apa aku terjerat cintamu kah , atau aku hanya merasa kasmaran
-pinkan mambo_kasmaran-




    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar